Betapa Manusia Berbakat dalam Berkhotbah
“Seekor burung bercericit dengan sangat cerewet, seolah ingin mengumandangkan banyak hal yang ia tahu. Begitu cerewetnya seolah ia sudah paham dengan apa yang ia katakan. Layaknya seorang bocah yang baru bisa berbicara sepatah dua patah kata, ia ucapkan berulangkali tentang apapun yang ia bisa ucapkan.”
Kira-kira
manusia memang demikian...
Entah sejak
kapan semua itu kalian sadari, tapi kebanyakan orang memang demikian. Bercerita
tentang apapun yang ia ketahui, berkhotbah kesana-kemari, seakan-akan ia benar-benar memahami tentang apa yang ia katakan.
Dengan Si A
bercerita tentang agama, dengan Si B bercerita tentang dunia, dengan Si C
bercerita teknologi, dengan Si D bercerita tentang sejarah, dengan Si E dan
seterusnya bercerita tentang ini dan itu yang terkadang tanpa diminta pun ia
terus mengumandangkan ceritanya.
Entahlah, saya
merasa semakin sering seseorang bercerita tentang banyak hal, saya kian tidak
percaya dengan apa yang dia katakan, apalagi dia bercerita tanpa diminta. Hal
senada juga pernah saya dapatkan ketika seorang alim bertutur bahwa, salah satu
ciri orang bodoh adalah dia yang setiap ditanya selalu menjawab.
Ia bercerita
seolah ia benar-benar paham tentang setiap hal yang ia ketahui, padahal
kebanyakan ia hanya sebatas tahu, bahkan mungkin hanya sedikit tahu. Dan, kebanyakan
orang senang berimprovisasi dalam menceritakan sesuatu hal di tempat yang
berbeda-beda demi memberikan bumbu yang enak dan terdengar meyakinkan lawan
bicaranya. Satu cerita sering berubah-ubah alurnya tergantung daya ingat dari
masing-masing pencerita.
Kita semua hampir tahu tentang adanya pohon, tetapi belum tentu paham apa itu pohon.
Mengapa kita
gemar membagikan apa yang baru saja kita ketahui?
Tahu tentang
perkara ini, kita bagikan. Tahu tentang perkara itu, kita bagikan lagi. Tanpa
sempat menyimpan terlebih dahulu untuk kemudian kita renungkan dan memperdalam
pengetahuan itu. Kiranya perkembangan zaman memberikan pengaruh besar terhadap
fenomena itu.
Setelah
menempuh jalur ketenangan dan kesunyian, seseorang biasanya akan pandai
berkhotbah. Kesana-kemari bercerita tentang pengalamannya, tentang keilmuannya, tentang apapun yang ia bisa ceritakan. Biasanya dia akan menceritakan hasil dari perenungan-perenungannya.
Mungkin berkhotbah memang bakat manusia.
Berkhotbah di
era modern telah menjelmakan dirinya ke dalam berbagai jenis, tidak hanya dalam
forum diskusi tetapi juga ke dalam feed media sosial.
Tapi, saya berpendapat bahwa mungkin
hal itu juga untuk memotivasi dirinya sendiri....
Post a Comment for "Betapa Manusia Berbakat dalam Berkhotbah"