Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Setiap Manusia Modern Adalah Bahan Untuk Terciptanya Sebuah Robot

 


Pernah mengalami peristiwa ketika lagi stuck, down, gabut, stres, dan sejenisnya kemudian kalian scrolling sosmed dan langsung nemu postingan yang menurutmu relate dengan kondisimu saat itu? Beberapa bahkan bersyukur kepada Tuhan atas hal itu bahwa, konten tersebut adalah salah satu petunjuk dari-Nya.

Oh, sepertinya Anda salah dalam hal ini!


Perlu Anda ketahui, sosial media adalah sekumpulan database yang setiap hari di-input oleh penggunanya dari seluruh belahan dunia. Setiap detik mungkin ada ratusan hingga jutaan orang dengan perasaan yang sama denganmu saat mereka membuka sosial media. Sehingga perilaku tersebut akhirnya membentuk sebuah pola yang bisa diingat oleh mesin di balik berjalannya sosial media yang setiap hari kita gunakan.

Misalnya, ketika dalam kondisi galau beberapa orang mungkin akan secara acak membuka sosial media dan mencari konten-konten dengan tema humor, prank, atau konten lainnya yang sifatnya lucu dan menghibur. Sehingga konten-konten tersebut diharapkan bisa mengobati rasa galau yang sedang mereka alami. Atau ketika seseorang sedang dalam keadaan stres, besar kemungkinan dia akan mencari konten-konten yang sifatnya memberikan stimulus atau motivasi-motivasi kehidupan. 

Pola perilaku tersebut dalam waktu yang bersamaan dialami oleh para pengguna sosial media di seluruh dunia dengan perasaan yang sama. Yang pada akhirnya mereka melakukan tindakan yang sama juga, yakni membuka sosial media untuk mencari penawar terhadap rasa yang mereka sedang alami. Hal itulah yang pada akhirnya menjadi database bagi mesin sosial media.

Lalu, mengapa saya menyebut bahwa setiap manusia modern merupakan bahan bagi terciptanya sebuah robot? Yaps, saya sedang berbicara tentang apa yang hari ini sedang menjadi bahan pembicaraan umat manusia di seluruh penjuru dunia, yakni Artificial Intelligence atau kita akrab menyebutnya AI.

Isu tentang penciptaan sebuah robot yang menyerupai manusia sudah kita dengarkan bersama sejak beberapa tahun silam. Hanya saja kita belum begitu memahami tentang apa yang sedang dilakukan manusia-manusia di negara maju tersebut. Memang harus kita akui bahwa, kita tinggal di negara yang selalu saja menerima informasi ketika negara lain sudah pernah menggunakannya. Parahnya kita menganggap itu adalah penemuan baru. Misalnya tentang teknologi drone, di tahun 80-an negara-negara seperti Amerika dan Austria sudah mempergunakan drone sebagai alat untuk perang dan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Tapi di negara kita, baru di tahun 2000-an drone mulai populer di kalangan masyarakat.

Begitupun perihal robot, yang sebenarnya bukan hal baru bagi kita, bahkan sejak kecil kita sudah disuguhi dengan pelbagai mainan berjenis robot. Tetapi kali ini robot yang hendak kita bahas berbeda, mereka adalah sekumpulan robot yang didesain khusus untuk menggantikan peran manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Robot-robot ini adalah robot yang berbasis kecerdasan buatan (AI), dengan basisdata di dalamnya yang dikumpulkan dari generalisasi aktivitas manusia di seluruh dunia.

Semua aktivitas yang pernah kita lakukan menggunakan jejaring internet, baik di media sosial atau platform digital lainnya akan selalu direkam oleh mesin-mesin itu. Itu juga yang menjadi sebab mengapa terkadang tanpa disengaja kita menemukan konten-konten yang relate dengan kondisi kita. Hal itu karena berdasarkan data-data sebelumnya di mana hal-hal serupa sudah pernah direkam oleh mesin-mesin digital, dan untuk kemudian digunakan sebagai umpan untuk menjaring calon pengguna lainnya.

Betapa besarnya dampak teknologi kecerdasan buatan ini terhadap kehidupan sehari-hari umat manusia. Berdasarkan laporan resmi dari Firma Challenger, Gray & Christmas, semenjak keberadaan AI ini perusahaan di AS telah melakukan PHK massal sebanyak 80.000 karyawan hanya sepanjang bulan Mei 2023. Memang tidak semua PHK dilakukan karena penerapan AI, ada beberapa karena kondisi ekonomi yang belum stabil akrena pandemi, dan beberapa dikarenakan ketakutan para investor akan resesi ekonomi, namun secara spesifik ada 4.000 karyawan yang benar-benar dipangkas karena dampak penerapan AI. (read:CNBC Indonesia).

Jika hari ini media sosial bisa merangkum klik dan share yang dilakukan oleh satu orang, di mana satu orang bisa melakukan hal serupa melalui banyak akun, maka bisa jadi satu orang bisa menjadi bahan untuk terciptanya satu atau lebih robot dengan karakter yang sama berdasarkan rangkuman aktivitas online yang dilakukan orang tersebut.

Setiap hari ada lebih dari jutaan orang menggunakan platform pencarian milik Google. Dan perusahaan raksasa tersebut tentu saja memiliki akses untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh user-nya. Demikian juga dengan perusahaan smarthphone, setiap hari jutaan orang menggunakan mikrofon, kamera, dan jejaring internet untuk menjalankan mobilitas smartphone mereka. Dan mereka juga sadar bahwa, setiap hari ada jutaan data yang mereka terima atau dengan kata lain mereka menyadapnya dari para pengguna gawai yang mereka produksi. Semua pemilik perusahaan teknologi tersebut sudah saling mengetahui hal itu, karena memang sudah menjadi salah satu konsekuensi sebagai manusia modern yang setiap hari tidak bisa lepas dari gadget dan jejaring internet.

Jika teknologi AI sekarang sudah bisa menghasilkan suara, gambar, desain, musik, dan video yang semuanya bersumber dari perintah teks, maka tidak sulit jika para developer itu membuat sebuah robot tiruan manusia yang bersumber dari semua database yang mereka miliki. Yuval Noah Harari seorang sejarawan dan penulis buku pernah berkata; 

“Kita tengah menghadapi situasi unik dalam sejarah umat manusia. Untuk pertama kalinya kita tidak memahami bagaimana gambaran pasar kerja pada 20 hingga 30 tahun mendatang.”

Bersiap-siaplah untuk hidup berdampingan dengan robot.


Post a Comment for "Setiap Manusia Modern Adalah Bahan Untuk Terciptanya Sebuah Robot"